20 Agustus 2010
Harga Sebuah Pertemanan
Suatu hari, terkisahkan 2 orang perempuan yang sama sama sedang merantau di negeri seberang. Dua orang perempuan itu sebelumnya tidak saling kenal. Karena mereka berbeda asal daerah, jadi setelah sering bertemu maka terjadilah percakapan yang saling sambung menyambung diantara keduanya.
Entah cerita apa saja selalu ada diantara kedua perempuan tersebut. Dari sekedar kisah tentang majikan mereka masing masing, tentang keluarga mereka di tanah air, tentang teman teman mereka di kanan kiri, sampai kisah kisah artis dan para petinggi di tanah air menjadi bahan yang tak pernah habis diceritakan. Tentu ceritanya juga ala kedua perempuan tersebut yang notabene menjadi pekerja rumah tangga.
Bulan berganti, dan tahun pun berganti. Pertemanan mereka seolah tak terjadi apa apa, baik baik saja, adem ayem, rukun rukun saja.
Suatu hari perempuan pertama [sebut saja A, dan perempuan kedua sebut saja B] terjadi perbincangan yang sangat serius.
Angin musim semi yang berhembus pelan semakin menambah keindahan suasana diantara mereka. Ditingkahi suara suara burung gereja diatas pepohonan menambah poin plus perbincangan mereka.
Ada apa diantara mereka? Perbincangan apa saja yang terjadi diantara kedua perempuan tersebut??
Ternyata, perempuan A meminta izin meminta uang kepada perempuan B. Dan kebetulan perempuan B baru beberapa hari mendapat gaji bulanan nya, otomatis perempuan B meminjamkan uang gajinya. Tapi tentu tidak semuanya, hanya sebagian saja.
Janji bulan depannya perempuan A mengembalikan uang yang dipinjamnya, hal tsb sangat dipercaya oleh perempuan B.
Pada hari H, ternyata perempuan A tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya. Dan perempuan B masih tetap bersabar. Dan bulan berikutnya ketika perempuan B akan menanyakan uangnya, jawaban tak mengenakkan yang diberikan oleh perempuan A.
Sms tak pernah dibalas, telepon apalagi, dan bulan berikutnya perempuan B mendiamkan hal ini. Dia membiarkan karena pasti perempuan A akan mengembalikan uangnya, seumpama tak dikembalikan pun perempuan B mengikhlaskan hal tersebut.
~Kawan, membaca kisah diatas sikap apa dan bagaimana yang akan anda lakukan? Begitukah sikap seorang teman ketika meminta hak nya kepada teman satunya?
Apakah uang menjadi harga dari sebuah pertemanan?
Tentu tidak khan! Menurut pendapat saya pun ketika tlah terjadi suatu pertemanan dan persahabatan diantara 2 orang apapun yang terjadi, suka ataupun duka, pasti akan dirasakan bersama.
Contohnya, Ketika terjadi pinjam meminjam uang seperti diatas apa musti sikap yang kurang mengenakkan justru diperlihatkan?
Lha namanya meminjam ya musti mengembalikan toh, itu sudah hukum nya. Sudah menjadi sebuah kewajiban. Bukan hanya uang, benda yang lain semisal buku atau apapun kalau sudah jatahnya habis ya wajib mengembalikan nya.
Sebuah pertemanan tak perlu musti dihargai, pertemanan yang mengalir apa adanya, ikhlas berbagi apa saja dan tentu saling mengingatkan dalam berbuat kebaikan adalah inti sebuah pertemanan atau persahabatan.
Semoga kita semuanya terhindar dari sikap sikap seperti contoh kisah diatas.
Jadi, bagaimana pertemanan dan persahabatan anda selama ini?
[Kisah diatas adalah sebuah kisah nyata dari seorang kawan]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar